Ada seorang tokoh sufi perempuan bernama Rabiah Al Adawiyah. Beliau dilahirkan pada tahun 95 Hijriyah di Kota Bashrah, Irak. Kota ini dikenal akan potensi ilmu pengetahuannya. Banyak tokoh penting seperti ulama, ahli fiqih, zahid, dan lain sebagainya yang lahir dari negeri ini. Rabiah Al Adawiyah adalah salah satu tokoh sufi yang populer di kalangan masyarakat Irak. Konsep sufinya yang paling dikenal adalah mahabbatullah yang artinya kecintaan terhadap Allah.
Rabiah dikenal dengan keikhlasannya dalam beribadah, hingga tidak ada lagi di relung hatinya untuk takut terhadap neraka ataupun mengharap surga. Rabiah selalu berkata, “Ya Allah, kalau aku menyembah-Mu karena menghindar dari neraka-Mu, campakkan saja aku ke neraka. Kalau aku menyembah-Mu karena berharap surga, tutup pintu-Mu rapat-rapat, tapi kalau aku menyembah karena mengharap rahmat-Mu, jangan pisahkan aku dari rahmat-Mu.”
Kisah ini membuktikan bahwa Rabiah memiliki jiwa yang tenang dan nyaman. Tidak ada yang perlu ditakutkan dan dirisaukan atas imbalan ibadah yang telah dilakukannya.
Amal dan perilaku apapun yang kita lakukan, janganlah ditujukan untuk memperoleh surga, atau karena takut akan siksa neraka. Tapi mari kita niatkan semata-mata karena bentuk rasa cinta kita terhadap Allah SWT. Jika kita sudah melaksanakan amal dan perbuatan sebagai bentuk rasa cinta kita terhadap Allah, artinya kita telah mencari ridha Allah SWT. Jika kita mengharap ridho Allah SWT, maka kita akan mendapatkan ketenangan, kemudahan, dan kekuatan dalam menjalani kehidupan
Surga dan neraka adalah hak prerogatif milik Allah SWT. Setiap manusia tidak pernah terlepas dari salah dan dosa. Kelak, sebelum kita masuk ke surga, kita akan dimasukkan ke dalam neraka terlebih dahulu sebagai bentuk balasan atas kesalahan kita di dunia.
Tetapi, jika selama di dunia ini kita hanya mengharap ridho dari Allah SWT, maka atas izin Allah, saat kita berada di dalam neraka, kita tidak merasakan derita, kita tidak tersiksa. Rasanya hanya seperti saat kita menjalani hidup di dunia ini yang kadang penuh dengan cobaan dan keterseok-seokan.